Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemimpin Sederhana Menjadi Harapan Masyarakat ?

Penulis : Ahmadi

LUMAJANG, (suatasatunews.com) Tidak ada pemimpin yang baik lahir secara instan. Namun pemimpin yang baik, bisa terlihat dari kesederhanaan dan komitmennya dalam menepati janji dan akan terus melangkah menggapai mimpi bersama. Mewujudkan harapan masyarakat yang telah memberi amanah kepadanya.

Nasihat Ali bin Abi Thalib Seorang pemimpin memiliki kekhususannya tersendiri. Dengan tanggung jawab yang lebih besar, dia harus bisa menyesuaikan dan merasakan kehidupan rakyat terbawah yang dipimpinnya.

Kesederhanaan yang terlihat dari se orang pemimpin sebagai sebuah karakter pribadi, merupakan hal yang penting. Dengan sifat tersebut, ia bisa memberikan teladan secara nyata pada masyarakat. 

Masyarakat tentu sangat mendambakan seorang pemimpin yang bisa memberikan contoh dan keteladanan hidup. Hidup sederhana disini bukan berarti pelit. Pemimpin sederhana di harapkan bisa lebih memahami rakyatnya serta akan berusaha untuk mensejahterakan.

Seperti khalifah Umar bin Khattab, yang  merupakan salah seorang sahabat utama di sisi Rasulullah Muhammad SAW. Al-Faruq, demikian julukannya. 

Ia memiliki sifat yang tegas dalam membela kebenaran dan mencegah kemungkaran. Tidak hanya itu, dia juga menerapkan disiplin yang ketat setidaknya bagi diri sendiri.

Sebagai seorang pemimpin, khalifah kedua dari jajaran khulafaur rasyidin itu selalu hidup sederhana. Jauh sekali dari kesan glamor, layaknya seorang raja. Padahal, wilayah kekuasaan Islam saat itu sudah merambah luas ke luar Jazirah Arab. Bahkan, kekhilafahan di bawah pimpinan Umar sudah dapat menaklukkan Persia. 

Pemimpin yang sederhana akan efektif jika watak kesederhanaannya itu berdampak pada ketegasan sikapnya. Para 'penjilat' kekuasaan akan segan kalau mengetahui pemimpin itu tergolong sederhana dan tidak bisa disuap. 

Tampil sederhana, bukan berarti kehilangan kehormatan dan wibawa, karena dengan kesederhanaan itu dia bisa leluasa membenahi pejabat-pejabat di bawahnya yang suka 'main mata' dengan hidup serba mewah.

Masyarakat tentu sangat berharap akan hal ini, di tengah suasana seolah krisis kepemimpinan, kiranya masih ada se orang pemimpin pejuang yang benar-benar memperjuangkan kepentingan masyarakat tidak hanya kelompok dan golongannya.

Serta seorang pemimpin yang takut pada Tuhan Sang pemilik nyawa, karena sesungguhnya kebaikan dan keburukan yang dilakukan akan ada pertanggung jawabannya.

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Tiga perkara yang akan mengiringi mayit, yang dua akan kembali dan yang satu akan menetap. Ia akan diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya. Keluarga dan hartanya akan kembali dan tinggallah amal perbuatannya. 
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 5260

Oleh : Ahmadi (Wartawan Lumajang).