Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bantuan PIP ke Siswa SMPN 5 Lumajang Diduga 'Disunat'

Foto: sumber//rakyatjelata.com
SUARASATUNEWS.ID, Lumajang - Penerimaan Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di SMPN 5 Lumajang menuai masalah. Pasalnya, uang yang seharusnya diterima penuh oleh siswa, diduga disunat oknum rata-rata Rp. 150 ribu per siswa.

Sebut saja sumber, salah seorang wali siswa terkonfirmasi dengan tim media menuturkan, peroleh bantuan PIP pada anaknya diterima bulan kemarin. Ia menyebut angka masuk rekening Rp. 750 ribu, akan tetapi dipotong Rp. 150 ribu.

"Bulan lalu itu, bilangnya dana dewan. Awalnya saya dapat undangan di WhatsApp, dapat undangan itu malam, karena saya ndak ada kendaraan, saya konfirmasi dulu ke guru ditempat anak saya sekolah. Ya gurunya baik, mengingatkan saya untuk terlebih dulu dipastikan, khawatir penipuan," ungkapnya melalui saluran seluler, Jum'at (1/8/2025), lantas meminta namanya tak disematkan di narasi.

Esok harinya, lanjut sumber. Pihak yang mengundang dirinya lewat WhatsApp itu datang ke kediamannya, menyampaikan secara langsung jika bantuan dimaksud, sudah ready di rekening.

"Saya sempat tanya, kalau PIP kok ndak ada pemberitahuan dari guru SMPN 5 ?, lalu dijawab itu bukan PIP tapi dana dewan. Katanya ndak ada hub," imbuhnya, merunut cerita.

Selanjutnya, sumber datang ke ATM salah satu bank, untuk memastikan saldo. Gembira dirasa, saldo telah ready kemudian ia ambil dengan maksud memenuhi keperluan anaknya di sekolah.

Akan tetapi, ungkap sumber, malam harinya. Petugas semula datang kembali meminta sumber membayar tunai Rp. 150 ribu dengan dalih daftar ulang ke dana dewan, agar diperiode berikutnya kembali memperoleh bantuan serupa dan diutamakan. "Juga bilangnya itu uang lelah namanya E (inisial)," tandasnya.

Peristiwa dialami sumber, menambahkan catatan indikasi praktik pelanggaran, dibalik program pemerintah bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sementara Plt. Kepala Sekolah SMPN 5 Lumajang Edy Purwanto, dikonfirmasi media ini mengiakan adanya bantuan tersebut. Akan tetapi ia menegaskan, jika untuk PIP dewan, pihak sekolah baik guru maupun yang lain, tak ikut serta dalam tahapannya.

Kata Edy, penerima langsung berhubungan dengan tim dewan tersebut. "Daftarnya langsung ke tim dari dewan, guru SMP 5 tidak ada yg ikut-ikut," tulisnya melalui pesan singkat WhatsApp.

Ditanya lebih detai, siapa petugas dan dari warna apa? Edy mengaku juga tak mengenali, sebatas menyebutkan nama insial I. 

"Adminnya kantor Sekwan rupanya. Saya tidak kenal, kurang faham," pungkas. 

Catatan sejumlah awak media, kedua insial tersebut diduga merupakan oknum tim ahli dari salah seorang aspirator pembawa program. (Alf/Her).